Default Width dan Height di Tag Marquee
Selamat Datang Di Situs Resmi Yayasan Al-Ma'shum Mardiyah
Gambar di Tag Marquee

Artikel Blog

Pengertian Hilal, Bentuk dan Waktu Bisa Melihat


 

almashummardiyah.or.id - 22/03/23 | HILAL merupakan fase bulan yang berbentuk sabit muda pertama yang harus diamati saat matahari terbenam untuk menghitung ketinggiannya. Pada umumnya, hilal dapat dinikmati pada hari ke-29 dari bulan Islam untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum.

 

Kementerian Agama akan bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam memberikan pertimbangan secara ilmiah dalam penentuan awal bulan hijriah. Bentuk Hilal Penentuan bentuk hilal bulan Syawal adalah salah satu aktivitas penting yang dilakukan lembaga hisab untuk menentukan hari terakhir bulan Ramadan.

 

Baca Juga | Kementerian Agama (Kemenag) Akan Menetapkan 1 Ramadhan 1444 H Melalui Sidang Isbat

 

Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

 

  1. Rukyat Metode pandangan mata. Secara bahasa, rukyat berasal dari bahasa arab ra'a (رَأَى) yaitu melihat dengan mata dan mengamati. Umumnya, rukyat dilakukan dengan mata kepala, sedangkan dalam istilah astronomi rukyat disebut observasi. Secara istilah, rukyat dalam penentuan awal bulan hijriah adalah melihat hilal dengan mata telanjang atau bisa juga dengan menggunakan alat yang dilakukan setiap akhir bulan atau tanggal 29 bulan Qamariyah pada saat Matahari terbenam.
     

  2. Hisab Metode perhitungan matematik astronomi yang biasanya dilakukan oleh Muhammadiyah. Secara bahasa, hisab berasal dari bahasa Arab al hisab (الْحِسَاب) yang artinya bilangan atau hitungan. Secara istilah, hisab yaitu metode penentuan awal bulan Qamariyah yang didasarkan dengan perhitungan benda-benda langit, yakni Bumi, Bulan dan Matahari.
     

  3. Menyempurnakan Bulan Sya’ban Menjadi 30 Hari Ketika para perukyat tidak berhasil melihat hilal pada tanggal 29 bulan Sya'ban baik keadaan langit berawan, mendung atau cerah. Maka, cara menentukan awal bulan Ramadan dalam keadaan seperti ini adalah menjadikan bilangan bulan Sya'ban menjadi 30. Pandangan ini didasarkan kepada sabda Nabi:
    (صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته، فإن غبي عليكم فأآملوا عدة شعبان ثلاثين).
     

  4. Dari Abu Hurairah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Berpuasalah jika telah melihat hilal dan berharirayalah bila telah melihat hilal. Apabila terhalang oleh mendung maka sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi 30 hari." (HR Bukhari dan Muslim). 
    الشهر تسع وعشرون ليلة، فلا تصوموا حتى تروه، فإن غم عليكم فأآملوا العدة ثلاثين
    Bulan (Sya’ban) itu 29 malam, maka janganlah puasa hingga kalian melihatnya (hilal) apabila terhalang olehmu mendung, maka sempurnakan menjadi 30 malam.” (HR Bukhari) .
     

  5. Memperkirakan Bulan Sabit Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda: (لا تصوموا حتى تروا الهلال، ولا تفطروا حتى تروه، فإن غم عليكم فاقدروا له). “Janganlah berpuasa (Ramadan) sehingga kalian melihat hilal dan janganlah berhari raya sehingga kalian melihat hilal, apabila terhalang olehmu mendung, maka perkirakanlah.” (HR Bukhari dan Muslim).

 


Sumber Refernsi : Mediaindonesia | Humaniora

Visi dan Misi 

Visi

Menjadikan Pesantren Unggulan Pencetak Generasi Qur'ani


Misi

  1. Melibatkan Orang tua/wali santri/Orang tua/wali santri dalam mewujudkan Visi Yayasan

  2. Melaksanakan Kurikulum Pendidikan Terpadu Dengan Sistem Berasrama Selama 6 Tahun (tingkat menengah pertama dan atas)

  3. Menanamkan Akhlak Karimah (Qur'ani) Dalam Kehidupan Warga Pesantren

  4. Mengembangkan Minat Dan Bakat Santri

  5. Membudayakan Kerja Inovatif

  6. Mencapai Kemandirian Finansial

  7. Menjadikan Lembaga Lebih Dikenal Masyarakat

Ayo Mondok !

Di Pesantren Terpadu Al-Ma'shum Mardiyah

Kesan Wali Santri

https://tafsirweb.com/jadwal-sholat