Default Width dan Height di Tag Marquee
Selamat Datang Di Situs Resmi Yayasan Al-Ma'shum Mardiyah
Gambar di Tag Marquee

Artikel Blog

Apa Itu Al Miftah Lil Ulum Atau Miftahul Ulum ?

 

Guru Sedang Mengajarkan Al Miftah Lil Ulum Kepada Santri Al-Ma'shum Mardiyah

 

almashummardiyah.or.id - 05/04/23 | Metode Al Miftah lil Ulum merupakan salah satu metode diantara sekian banyak metode pembelajaran bahasa Arab yang mengedepankan rumusan-rumusan ringkasan materi nahwu-shorof agar menjadi mudah dipahami dan diajarkan, sehingga pada akhirnya dapat memudahkan santri dalam memahami bahasa Arab.

 

Metode Al Miftah Lil Ulum juga merupakan metode cepat dalam membaca kitab kuning. Kitab Al Miftah Lil Ulum terdiri dari jilid 1-4 berserta satu kitab nazham yang menggunakan lagu modern agar mudah diingat dan difahami.

 

Baca Juga | Tausiyah Dan Do'a Bersama Penasihat Yayasan Al-Ma'shum Mardiyah DR. K.H. Ahsin Sakho Muhammad. MA.

 

Kitab kuning merupakan literatur pembelajaran yang menjadi khas pesantren, akan tetapi dalam mempelajari literatur tersebut membutuhkan pemahaman dari gramatika Arabnya. Metode Al Miftah Lil Ulum dapat mengantarkan para santri yang baru mengenal dunia pesantren untuk dapat lebih cepat dalam memahami kaidah-kaidah nahwu dengan mudah.

 

Untuk mencapai impact yang diharapkan berkenaan dengan pemahaman gramatika bahasa Arab, dibutuhkan persiapan-persiapan teknis dalam proses pembelajaran, antara lain guru harus diberikan pembinaan sebelum proses KBM, dan bagi santri diberikan tes dan pembinaan belajar tulisan pego arab.

 

Berikutnya, dalam proses pelaksanaannya yang menggunakan sistem modul 4 jilid Al Miftah, para santri diwajibkan untuk menghafal nadham yang ada dalam Al Miftah. Dari hasil implementasi yang dilakukan, dalam waktu yang relatif singkat santri dapat membaca kitab gundulan (tanpa harakat dan tanpa makna) beserta dengan tarkib (susunan) serta dalilnya (dasar-dasarnya).

 

Berkenalan dengan Kitab Al-Miftah, Metode Cepat Membaca Kitab Kuning

Bisa dan paham dalam membaca kitab turats adalah kemampuan yang penting. Bahkan bisa dikatakan wajib dimiliki oleh santri. Bagaimana tidak, dengan paham bacaan dan isi dari kitab-kitab klasik karya para ulama, kita bisa mengungkap dan menggali banyak sumber-sumber pengetahuan Islam di dalamnya.

 

Akan tetapi, dalam kenyataannya, banyak yang masih bingung dan belum bisa membaca apa lagi memahami kitab-kitab kuning dengan dalih teks dalam kitab kuning yang tidak berharakat sebagaimana mushaf Al-Qur’an. Sehingga membuatnya sulit untuk dibaca. Selain ketiadaan harakat,  ketidaktahuan akan makna dari kata dan kalimat yang terkandung di dalam kitab adalah faktor lainnya.

Untuk itu agar bisa cakap dalam membaca dan memahami teks pada kitab kuning, dibutuhkan suatu perangkat ilmu, yakni ilmu gramatika arab, atau yang familiar disebut ilmu nahwu dan shorof.  Di zaman sekarang sudah banyak karya literatur para ulama dan cendikiawan yang ada untuk mengkaji cara membaca kitab kuning.

 

Seperti beberapa kitab yang telah masyhur di kalangan para santri dan lumrahnya dijadikan kurikulum pembelajaran di berbagai pesantren, antara lain kitab Al-Jurumiyyah. Kitab Jurumiyyah ini berisi teori dasar ilmu nahwu, salah satu cabang ilmu gramatika arab yang membahas perubahan huruf akhir dari sebuah kata yang menjadi tanda kedudukan kata tersebut dalam sebuah kalimat, apakah kata itu berposisi sebagai subjek, predikat, objek, atau keterangan tambahan. Kitab Jurumiyyah  sering dikatakan sebagai kitab dasar dalam mempelajari ilmu gramatikal arab yang biasa dikaji oleh santri tingkat awal. Kitab tersebut adalah hasil karya ulama Maroko yang bernama Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-Shanhaji alias Ibnu Ajurrum (w. 1324 M).

 

Tapi dalam kesempatan kali ini, bukan kitab-kitab tadi yang jadi pembahasan utama, melainkan kitab Al Miftah Lil Ulum. Kitab yang berisikan kiat dan cara membaca kitab, berisi rangkuman padat dari kitab terkemuka, seperti Jurumiyah, Imrithi dan Alfiyah. Sehingga tetap menjaga keorisinilan istilah-istilah dari kitab nahwu klasik, dan materi yang dikutip yaitu kaidah nahwu shorof sebagai penunjang keterampilan membaca kitab.

 

Kitab karya Ustad Ahmad Qusyairi Ismail yang lahir di Sampang, Madura pada tanggal 12 April 1980 ini diterbitkan oleh Badan Tarbiyah wa Taklim Madrasi Pondok Pesantren Sidogiri (BATATARMA). Kitab ini mulai diluncurkan pada tahun 2011. Kitab ini mudah dipahami karena dikemas menggunakan  Bahasa Indonesia dan metode pembelajarannya yang menyenangkan, serta bersahabat bagi para peserta didik dikarenakan mengusung lagu anak-anak dan mengubahnya menjadi nadzhom yang menarik.

 

Kitab Metode Al Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning

 

Metode ini terdiri dari empat jilid, yang ditambah dengan satu rangkuman tashrifyah dan satu buku nadham yang dibentuk seukuran saku sehingga mudah apabila dibawa kemana-mana. Jadi jumlah kitab pada metode Al Miftah ini totalnya ada enam kitab. Semua buku Al Miftah berkonsep full colour. Sangat berbeda dengan buku kaidah gramatika bahasa arab pada umumnya yang hanya menggunakan warna hitam sebagai warna tulisannya.

 

Selain itu Al Miftah didesain menggunakan kertas berkualitas bagus serta tulisan penuh warna yang beraneka ragam, terdapat bagan, tabel, nadzham, dan latihan soal. Hal ini tentunya membuat pembaca baik dari siswa dan guru atau siswa yang sudah besar atau masih kecil semakin berminat untuk menggunakan metode ini.

 

Metode ini lebih menyasar kepada anak-anak, dan mereka yang masih awam akan ilmu nahwu dan shorof sebagai penunjang kemampuan baca kitab kuning. Keunikan lainnya dari Al Miftah Lil Ulum yaitu merupakan sebuah perpaduan dari berbagai macam ilmu gramatika arab yang dipadukan menjadi metode yang mudah dan praktis, serta menyenangkan sangat cocok diajarkan kepada anak-anak dan orang awam.

 

Sebab kitab ini dilengkapi dengan lagu-lagu dan nadham Alfiyah Ibnu Malik yang dipilah dan dikemas secara kreatif, mudah dihafal dan dapat diaplikasikan secara langsung. Namun di metode Al Miftah Lil Ulum ini, tidak terdapat daftar isi serta materi yang diambil hanya dari segi kaidahnya, tanpa adanya pendalaman yang luas dan mendalam.

Visi dan Misi 

Visi

Menjadikan Pesantren Unggulan Pencetak Generasi Qur'ani


Misi

  1. Melibatkan Orang tua/wali santri/Orang tua/wali santri dalam mewujudkan Visi Yayasan

  2. Melaksanakan Kurikulum Pendidikan Terpadu Dengan Sistem Berasrama Selama 6 Tahun (tingkat menengah pertama dan atas)

  3. Menanamkan Akhlak Karimah (Qur'ani) Dalam Kehidupan Warga Pesantren

  4. Mengembangkan Minat Dan Bakat Santri

  5. Membudayakan Kerja Inovatif

  6. Mencapai Kemandirian Finansial

  7. Menjadikan Lembaga Lebih Dikenal Masyarakat

Ayo Mondok !

Di Pesantren Terpadu Al-Ma'shum Mardiyah

Kesan Wali Santri

https://tafsirweb.com/jadwal-sholat